PENGALAMAN OPERASI GIGI GERAHAM BUNGSU (ODONTEKTOMI) DENGAN BPJS

Hallo, kali ini saya akan berbagi pengalaman operasi gigi bungsu yang saya lakukan dibulan oktober 2019 lalu.
sebagian orang akan mengalami pertumbuhan gigi geraham bungsu yang biasanya tumbuh di usia 17-25tahun (fyi saat ini terjadi usiaku 22thn 7 bulan) baik itu tumbuh normal ataupun impacted/tumbuh miring.
beberapa kasus pertumbuhan gigi bungsu yang miring masih bisa diselamatkan, namun untuk kasusku.. gigi bungsu bagian kanan bawah tumbuh secara horizontal dan menabrak gigi depannya. karena takut gigi depannya jadi rusak, akhirnya saya memutuskan untuk segera operasi gigi geraham bungsu atau dikenal dengan odontektomi, walaupun saat itu tidak ada keluhan sama sekali untuk gigi ini bahkan saya sendiri tidak sadar kalau si bungsu ini sudah tumbuh.
lantas, kok bisa tahu gigi bungsunya impacted (tumbuh miring)?
saya memakai braces atau kawat gigi, sehingga tiap bulan saya pasti kontrol ke drg. saat kontrol di bulan september, drg saya bilang kalau gigi bungsu saya sudah muncul sedikit, beliau menyarankan saya untuk segera melakukan rontgen panoramic karena pertumbuhannya terlihat tidak normal.
beberapa minggu setelah itu akhirnya saya ke klinik pramita palembang untuk melakukan rontgen panoramic, biaya untuk rontgen ini senilai Rp 266.000,- kalau mau lebih murah kalian bisa rontgen di rumah sakit umum biayanya sekitar Rp 100.000.
dan inilah hasil rontgennya.. gigi bungsu kanan bawah bobo cantik alias impaksi/impacteed
impacteed wisdom teeth

hasil rontgen panoramic
















































dengan hasil rontgen gigi tersebut, drg bep bilang kalau itu harus dioperasi. to be honest ketika mendengar kata operasi saya agak deg-degan haha apalagi yang mau dioperasi bagian mulut, akses untuk makan. kebayang akan menderitanya saya. untuk operasi odontektomi sendiri biayanya cukup mahal, kisaran harga 4-6jt untuk 1 gigi tergantung drg gigi nya. untuk odontektomi saya menyarankan teman-teman untuk melakukan operasi di drg spesialis bedah mulut atau Sp,BM. karena di gigi kita banyak syaraf yang tersambung ke otak dan ingat ini bukan cabut gigi biasa ya. jadi alangkah baiknya jika dilakukan oleh drg Sp,BM.
setelah disarankan untuk operasi gigi oleh drg bep (drg yang menangani braces saya) saya akhirnya berinisiatif untuk memanfaatkan bpjs saya, ya sekalian mencari second opinion. pertama kali yang harus dilakukan jika teman-teman ingin memanfaatkan bpjs yaitu datang ke faskes tingkat I atau Faskes tingkat pertama, yaitu tempat pertama yang harus didatangi peserta BPJS Kesehatan untuk berobat. Faskes tingkat 1 itu merupakan fasilitas kesehatan yang meliputi klinik, puskesmas, maupun dokter pribadi yang teman-teman pilih sendiri ketika mendaftar BPJS. 

saya sendiri faskes tingkat I nya adalah klinik fmc 24jam prabumulih, saya datang ke sana dengan membawa hasil rontgen gigi dan langsung menemui drg yg bertugas, syukurnya saya sudah membawa hasil rontgen panoramic sehingga membantu drg yang bertugas mendiagnosa dan kemudian langsung memberikan saya rujukan ke Faskes tingkat II (Rumah Sakit dikota yang sama), saat itu saya dirujuk ke RS Bunda Prabumulih, karena drg Sp,BM di daerah sumatera selatan cuma ada 3 orang dan itu hanya ada di kota palembang akhirnya saya dirujuk ke RS A.K. Gani Palembang yang memiliki drg Sp.BM (Faskes Kesehatan Tingkat Lanjutan/FKRTL), jadi untuk sistem bpjs sendiri memang prosedurnya seperti itu. kita harus datang dulu ke faskes tingkat I, Jika di faskes tingkat I tidak bisa menangani maka akan dirujuk ke faskes tingkat II atau rumah sakit, jika di RS tersebut juga tidak bisa menangani maka kita akan dirujuk ke rs dikota terdekat yang bisa menangani. apakah urusannya ribet? menurut saya pribadi tidak sama sekali, asal kita mengikuti prosedur yang ada. ya paling agak bersabar dalam antrean, karena antrean rumah sakit khususnya peserta bpjs lumayan ramai. but it's okay for me. masih manuasiawi kok antreannya.

ga pake lama, esok harinya saya langsung berangkat ke palembang untuk menjadwalkan jadwal operasi gigi geraham bungsu, nah untuk peserta BPJS sendiri itu di RS A.K. Gani Palembang jadwal operasi di Sp.BM lumayan padat, kalian bisa mendapatkan tanggal operasi sampai dengan 1 bulan setelah mendaftar tergantung antrean jumlah pasien itu sendiri, jadi untuk giginya yang sudah sakit saya tidak menyarankan menggunakan bpjs, kecuali siap untuk menahan sakitnya dan bersabar sampai jadwal operasi tiba. karena saya sendiri tidak ada keluhan sama sekali dan giginya belum sakit, jadi saya tidak ada masalah untuk menunggu antrean operasi hehe.
ketika jadwal operasi tiba, saya harus menjalani rawat inap selama 2 hari, ketika saya tanya apakah harus dirawat, ternyata prosedur bpjsnya memang mewajibkan untuk rawat inap. so, untuk pertama kalinya seumur hidup saya di opname. 24 oktober sore saya masuk ruangan rawat inap, 25 oktober siang saya melakukan odontektomi, dan 26 oktober pagi saya sudah keluar RS. Alhamdulillah semua berjalan lancar.

bagaimana prosesnya?
sebelum operasi drg akan membius kita di gusi jadi hanya bius lokal ya, kita tetap dalam keadaan sadar. saat bius disuntikkan digusi saya tidak merasakan sakit, tapi saat drg mulai melakukan tindakan saya merasakan sakit sehingga drg menyuntikkan bius kembali. yup, saya dibius 2 kali sampai akhirnya tidak merasakan apa-apa. proses operasinya sendiri memakan waktu sekitar 30-40 menit, tergantung tingkat kesulitan gigi kita. setelah operasi dokter akan menjahit kembali gusi kita, saya ingat betul bagaimana dokternya memasukkan benang jahit dan menariknya diatas mulut saya, seakan beliau sedang merajut pakaian, seram sih tapi tidak sakit karena masih dibius. setelah itu dokter akan menyuruh kita menggigit kasa selama 1 jam, tidak boleh meludah, minum minuman yang panas, atau mengorek-orek luka dengan lidah. karena kondisi saya diinfus, maka obat-obatan juga masuknya melalui infus. efek setelah odontektomi sendiri untuk setiap orang berbeda-beda, ada yang bengkak ada juga yang tidak bengkak sama sekali. saya sendiri masuk ke tim bengkak, bengkak yang saya alami lebih kurang 1 minggu, selama 2 hari setelah operasi saya belum bisa membuka mulut lebar jadi makanan yang masuk ke tubuh saya hanya bubur. namun, hari ke 3 setelah operasi saya sudah makan nasi padang! asal jangan lauk rendang yaa haha terlalu keras. untuk proses healing setelah lepas rawat inap dokter juga memberikan obat untuk diminum selama beberapa hari. kalian akan diminta kontrol sehari sebelum obat habis, namun karena kondisi saya diluar kota, saya baru kontrol seminggu setelah obat habis untuk melepas jahitan dan melihat kondisi gusi yang dioperasi.
untuk melepas jahitan hanya memakan waktu kurang dari 5 menit. iya secepat itu dan tentu tidak sakit sama sekali. fun fact nya adalah saya menghabiskan waktu 4jam untuk pp dari prabumulih-palembang kemudian antre 1jam untuk melepas jahitan yang kurang dari 5 menit hahaha. sebenarnya kalian juga bisa melepas jahitan di drg terdekat. kecuali jika ada keluhan sakit atau bekas jahitan masih berdarah. kalau tidak ada keluhan tidak masalah, lebih hemat waktu tentunya hehe.

ya begitulah pengalaman odontektomi saya yang bisa saya sharing tudey. semoga teman-teman yang mungkin mengalami hal serupa bisa lebih siap mental setelah baca ini, jangan takut. semua akan baik-baik saja. oiya karena saya memanfaatkan BPJS tentunya saya tidak bayar sama sekali untuk operasi odontektomi, saving jutaan rupiah dan ditangani oleh drg Sp.BM juga. jadi kalau bisa memanfaatkan BPJS, kenapa tidak?
setelah keluar Rumah Sakit kalian juga bisa check in di hotel bintang 5 untuk healing process after odontectomy, ya anggap saja pengganti uang operasi hehe.

Komentar

  1. Selamat malam, saudari penulis. Pengalamannya sangat menarik dan dan membantu sekali untuk para pembaca yang mengalami hal yang sama namun belum berani atau terfikir untuk melakukan prosedur operasi yang tersebut.
    Sekedar saran untuk para pembaca yang berniat melakukan prosedur, saat dokter sedang mengoperasi, tolong tangan dokter jangan digigit. Saya mengira hal tersebut akan lucu, dan akan mencairkan suasana antar saya dan dokter gigi yang saya anggap sangatlah menarik. Tapi yang terjadi adalah hal lain, mengetahui sang pacar dari dokter tersebut sedang ada diruangan yang sama.
    Saya pun akhirnya dilarikan kerumah sakit karena mereka berdua menyuntikan obat bius dengan dosis kuat tepat di hati saya.

    3 bulan berlalu, pihak rumah sakit akhirnya mengeluarkan saya dari sana karena mereka menganggap efek dari obat bius sudah hilang,
    Tapi saya merasakan hal yang lain, saya merasa......kosong, saya coba untuk mencubit tangan saya, aneh, saya merasakan rasa sakit.
    Tapi saya tak merasakan apa-apa ketika tahu bahwa dokter gigi tadi akhirnya menjalin ikatan resmi dengan pasangannya 3 tahun kemudian. Setelah itula saya sadar, bahwa bukan kebas fisik yang saya alami, tapi kebas hati.

    Tak dapat merasakan kebahagiaan adalah hal yang pahit, tapi tak dapat merasakan sedih akan kepahitan itu adalah hal yang ternyata lebih menyengsarakan, mungkin, karena karena saya pun tak dapat merasakan kesengsaraan itu.

    Tak banyak yang aku inginkan, aku hanya ingin.....merasakan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer