Laporan praktikum larutan penyangga
PEMERINTAH
KABUPATEN LAHAT
SMA
NEGERI 4 LAHAT
Akreditasi A
Jalan TanjungPayang Kec. Lahat Telp.
0731-326660/32662
WORKSHEET
Hari/tanggal : Selasa, 02 April 2013
Nama Kelompok
: 1.
Ade Rizky Amalia
2. Alfira Mutiara
3. Meza Belindiani Azzahra
2. Alfira Mutiara
3. Meza Belindiani Azzahra
Kelas
: XI IPA 1
Mata Pelajaran : Kimia
I.
Judul : Larutan Penyangga
II.
Tujuan :
1. Membedakan larutan
penyangga dan bukan larutan penyangga berdasarkan percobaan.
2. menjelaskan komponen dan cara kerja larutan
penyangga.
3. menentukan pH larutan berdasarkan prinsip
kesetimbangan.
4. menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam
kehidupan sehari-hari.
III.
Landasan Teori :
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan
yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti
penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain pH larutan
penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit
asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.
Larutan
penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. asam
lemah (HA) dengan basa konjugasinya (A–).
basa
lemah (B) dengan asam konjugasinya (BH+).
a.
Larutan penyangga asam mengandung suatu Contoh:
CH3COOH + NaCH3COO (komponen bufer: CH3COOH dan CH3COO–)
CH3COOH + NaCH3COO (komponen bufer: CH3COOH dan CH3COO–)
b. Larutan penyangga basa mengandung Contoh:
NH3 + NH4Cl (komponen bufer: NH3 dan NH4+)
NH3 + NH4Cl (komponen bufer: NH3 dan NH4+)
Seperti
yang telah diketahui dalam menghitung pH larutan, penambahan sedikit asam kuat
akan mengubah pH larutan (kecuali larutan penyangga) secara drastis. Tetapi,
ada suatu kondisi dimana pH harus dijaga supaya tetap konstan ketika asam atau
basa ditambahkan ke dalam larutan.
Secara singkat, cara kerja larutan penyangga adalah ketika ion hidrogen ditambahkan pada larutan penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan penyangga. Ion hidroksida juga akan ternetralisasi oleh asam. Reaksi netralisasi tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang banyak terhadap pH larutan penyangga.
Ketika menentukan asam untuk larutan penyangga, cobalah untuk memilih asam yang mempunyai nilai tetapan kesetimbangan asam (pKa) yang dekat dengan pH yang diinginkan. Hal ini akan memberikan larutan penyangga yang ekivalen terhadap asam dan basa konjugat untuk menetralisasi sebanyak mungkin H+ dan OH-.
Larutan penyangga sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari, baik di
dalam tubuh makhluk hidup maupun dalam kegiatan sehari-hari termasuk
di industri. Berikut beberapa contoh larutan penyangga alami yang ada
dalam darah dan ludah, dan larutan penyangga buatan tanaman hidroponik
dan industri pengolahan limbah.
1. Hemoglobin
Hemoglobin berfungsi mengontrol pH darah pada kisaran 7,35 – 7,45.
Hemoglobin mengikat O2 yang diperoleh dari pernapasan dan berada dalam
kesetimbangan dengan oksihemoglobin.
dalam tubuh makhluk hidup maupun dalam kegiatan sehari-hari termasuk
di industri. Berikut beberapa contoh larutan penyangga alami yang ada
dalam darah dan ludah, dan larutan penyangga buatan tanaman hidroponik
dan industri pengolahan limbah.
1. Hemoglobin
Hemoglobin berfungsi mengontrol pH darah pada kisaran 7,35 – 7,45.
Hemoglobin mengikat O2 yang diperoleh dari pernapasan dan berada dalam
kesetimbangan dengan oksihemoglobin.
HHb+ + O2 ↔ H+ + HbO2-
Upaya mengubah pH darah terjadi dari proses metabolisme di
mana produk
buangnya yakni CO2 akan membentuk H2CO3 yang terurai menjadi H+ dan
HCO3-. Kenaikan konsentrasi H+ ini akan dinetralisir oleh komponen
oksihemoglobin.
2. Larutan penyangga fosfat H2PO4-/HPO42- dalam darah, urin, dan air ludah.
• Larutan penyangga fosfatdominan dalam mengontrol pH darah di dalam
sel. Hal ini dikarenakan nilai pKa-nya 7,2 mendekati pH darah 7,4.
buangnya yakni CO2 akan membentuk H2CO3 yang terurai menjadi H+ dan
HCO3-. Kenaikan konsentrasi H+ ini akan dinetralisir oleh komponen
oksihemoglobin.
2. Larutan penyangga fosfat H2PO4-/HPO42- dalam darah, urin, dan air ludah.
• Larutan penyangga fosfatdominan dalam mengontrol pH darah di dalam
sel. Hal ini dikarenakan nilai pKa-nya 7,2 mendekati pH darah 7,4.
• Larutan penyangga fosfat di luar sel hanya sedikit jumlahnya tetapi
penting sebagai penyangga urin yang memiliki kisaran pH yang lebar,
yakni 4,5 – 8,5. Apabila terjadi perubahan pH darah secara berlebihan,
maka ginjal memainkan peranan penting untuk mengatasinya.
• Larutan penyangga fosfat dalam air ludah menetralisir asam
yang
terbentuk dari fermentasi sisa makanan dan menjaga pH mulut ~6,8.
3. Larutan penyangga karbonat H2CO3/HCO3- dalam darah.
Larutan penyangga karbonat berada dalam darah dengan perbandingan
H2CO3/HCO3- sekitar 1:20 untuk dapat mempertahankan pH darah ~7,4.
terbentuk dari fermentasi sisa makanan dan menjaga pH mulut ~6,8.
3. Larutan penyangga karbonat H2CO3/HCO3- dalam darah.
Larutan penyangga karbonat berada dalam darah dengan perbandingan
H2CO3/HCO3- sekitar 1:20 untuk dapat mempertahankan pH darah ~7,4.
4. Larutan penyangga pada hidroponik
Setiap tanaman hidroponil memiliki suatu kisaran pH untuk dapat tumbuh
dengan baik.
Setiap tanaman hidroponil memiliki suatu kisaran pH untuk dapat tumbuh
dengan baik.
5. Larutan Penyangga di Industri
Larutan penyangga digunakan seperti pada proses fotografi, penanganan
limbah, dan elektroplating.
• Beberapa larutan penyangga yang digunakan perusahaan Fuji dalam
proses fotografi dibuat dari berbagai campuran zat.
IV.
Alat dan bahan :
Alat
|
Bahan
|
|||
12
|
Gelas kimia
100 ml
|
3 ml
|
HCl 0,1 M
|
|
12
|
Gelas ukur 10
ml
|
3 ml
|
NaOH 0,1 M
|
|
12
|
Pipet tetes
|
30 ml
|
Akuades
|
|
10 ml
|
NaCl 0,1 M
|
|||
25 ml
|
CH3COOH
0,1 M
|
|||
25 ml
|
NaCH3COO
0,1 M
|
|||
25 ml
|
NH3 0,1 M
|
|||
25 ml
|
NH4Cl 0,1 M
|
|||
V.
Cara Kerja :
1.
Dengan
menggunakan indicator universal, ukur pH larutan NaCl 0,1 M
2.
Siapkan 3 gelas
kimia 100 ml, isi masing-masing dengan 10 ml larutan NaCl 0,1
M, kemudian:
M, kemudian:
Ke dalam gelas kimia 1 tambahkan 1 ml larutan HCl 0,1
M
Ke dalam gelas kimia 2 tambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1
M
Ke dalam gelas kimia 3 tambahkan 10 ml akuades
Ukur pH ketiga larutan itu.
3.
Campurkan 25 ml
larutan CH3COOH 0,1 M dan 25 ml larutan NaCH3COO 0,1 M
dalam sebuah gelas kimia. Ukur pH larutan itu.
4.
Siapkan 3 gelas
kimia yang bersih, isi masing-masing gelas kimia dengan 10 ml larutan dari
prosedur (3). Kemudian:
Ke dalam gelas kimia 1 tambahkan 1 ml larutan HCl 0,1
m
Ke dalam gelas kimia 2 tambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1
m
Ke dalam gelas kimia 3 tambahkan 10 ml akuades
Ukur pH ketiga larutan itu.
5.
Campurkan 25 ml
larutan NH3 0,1 M dan 25 ml larutan NH4Cl o,1 m dalam
sebuah gelas kimia. Ukur pH larutan itu.
6.
Siapkan 3 gelas
kimia yang bersih, isi masing-masing gelas kimia dengan 10 ml larutan dari
prosedur (5). Kemudian:
Ke dalam gelas kimia 1 tambahkan 1 ml larutan HCl 0,1
m
Ke dalam gelas kimia 2 tambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1
m
Ke dalam gelas kimia 3 tambahkan 10 ml akuades
Ukur pH ketiga larutan itu.
VI.
Hasil
Pengamatan:
No.
|
Larutan yang diuji
|
pH mula-mula
|
pH setelah ditambah HCl
|
pH setelah ditambah NaOH
|
pH setelah diencerkan
|
1
|
NaCl
|
6
|
4
|
8
|
5
|
2
|
CH3COOH + NaCH3COO
|
6
|
6
|
7
|
6
|
3
|
NH3 + NH4Cl
|
5
|
5
|
6
|
6
|
VII. Pembahasan :
pada penelitian pertama, yaitu menggunakan larutan
NaCl dan diuji menggunakan indicator universal. pH mula-mula yaitu 6, setelah
ditambah dengan 1 ml pH berubah menjadi 4, ditambahkan 1 ml NaOH pH berubah
menjadi 8 dan ketika ditambah 10 ml akuades pH berubah menjadi 5. Terlihat
bahwa larutan NaCl bukan merupakan larutan penyangga, karena dilihat dari
perubahan pH yang signifikan. Akan tetapi, sesuai dengan teori penambahan
sedikit asam, sedikit basa, ataupun dilakukan pengenceran maka pH larutan
tersebut tidak berubah. Selain itu, NaCl bersifat garam. Menurut teori komponen
larutan penyangga yang berhubungan dengan garam yaitu, asam lemah dan basa
lemah. Sedangkan HCl adalah asam kuat, dan NaOH merupakan basa kuat. Sehingga
NaCl bukan sebagai larutan penyangga.
Pada penelitian kedua, dalam campuran CH3COOH
0,1 M dengan NaCH3COO 0,1 M, pH awalnya adalah 6 (asam). CH3COOH merupakan
asam lemah dan NaCH3COO merupakan garamnya. Menurut teori, campuran
asam lemah dan garamnya akan menghasilkan larutan bersifat penyangga. Sama
halnya, dengan hasil pengamatan, yaitu saat larutan ditambah HCl (asam kuat) pH
tetap berada di 6. Sesuai dengan teori penambahan sedikit asam, sedikit basa,
ataupun dilakukan pengenceran maka pH larutan tersebut tidak berubah. Akan
tetapi, pada penambahan NaOH pH berubah menjadi 7, hal ini disebabkan kesalahan
peneliti dalam melihat trayek warna pada pH meter.
Pada penelitian ketiga, dalam campuran NH3
0,1 M dengan NH4Cl 0,1 M, pH awalnya adalah 5 (asam), pada dasarnya NH3
bersifat basa. Setelah ditambah 1 ml HCl pH menjadi 5, ditambah NaOH pH menjadi
6 dan ketika ditambah akuades pH menjadi 6. Hal ini terjadi karena kesalahan
dalam melakukan penelitian. Karena NH3 merupakan basa lemah dan NH4Cl
merupakan garamnya. Menurut teori, campuran basa lemah dan garamnya akan
menghasilkan larutan bersifat penyangga. Akan Sama
halnya, dengan hasil pengamatan, yaitu saat larutan ditambah HCl (asam kuat) pH
larutan tidak berubah drastis. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya
komponen asam (HCl), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi
dengan asam HCl membentuk ion Cl-dan air. Namun, perubahan ini tidak
menyebabkan perubahan pH yang besar, sehingga pH larutan tetap tidak berubah
drastis, tetap pada kisaran 7 – 8.
VIII.
Kesimpulan :
1. Larutan CH3COOH dan CH3COONa
merupakan larutan peyangga yang terdiri dari asam lemah dengan basa
konjugasi/garam
2.
Larutan CH3COONa bertindak sebagai basa
konjugasi/garam
3.
Larutan CH3COOH bertindak sebagai asam lemah
4. Perbandingan antara pH awal dengan
pH setelah penambahan HCl, NaOH maupun akuades adalah menurut teori tetap, namun
dalam penambahan sedikit asam/basa maupun pengenceran tidak mengubah pH secara
signifikan.
5. Dalam pengamatan ini mungkin dapat
terjadi kesalahan pH karena kurang teliti ataupun kesalahan saat membaca
trayek warna.
Komentar
Posting Komentar